Jumat, 06 Agustus 2010



  •        Jenis –Jenis Elevator

  1.         Elevator Penumpang

Elevator penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau dalam  kilogram (kg) atau (Ib kombinasi keduanya). Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan juga sangat dijaga keamanan dan keselamatan manusianya.



 Elevator Penumpang
  1. Elevator Barang atau Dumb Waiter

            Lift barang sesuai dengan kebutuhan dilengkapi dengan pembuka pintu yang lebih besar, baik dipasang dengan pembukaan secara horizontal terdiri lebih dari dua pintu maupun yang dipasang dengan sistem pembukaan pintu vertical biasanya terdiri dari dua daun pintu atau lebih, Perbedaan dapat dilihat pada cara penulisan kapasitas muatannya. Kapasitas digerakan pada COP (Car Operation Panel, Operation Panel Board ) didalam kereta biasanya dinyatakan  dalarn  kilogram (kg) atau (Ib)  untuk jenis  lift barang. Elevator ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, elevator ini juga tak kalah handalnya dengan elevator penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam system keamanannya.



 Elevator Barang

  1.          Elevator Service

Elevator service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Namun disini pula elevator ini tak kalah handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang.



 Elevator Service

  1.         Elevator Hydrolic

Elevator hidrolik ini sangat lain dari pada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Elevator ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, elevator hidrolik ini sekarang tidak hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang elevator hidrolik sering dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkel-bengkel kendaraan bermotor, dan lain-lain.

 Elevator Hydrolic

Jenis Penggerak Elevator
Pada umumnya jenis penggerak lift dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
a)   Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator).
b)  Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator).
Perbedaan pokok dari kedua jenis lift tersebut yaitu :

Perbedaan Jenis Penggerak Elevator
No
Perbandingan
Traction Machine (motor)
Hydrolic
1.
Pelayanan
tidak terbatas
terbatas 20 meter
2.
Pemakaian
Lebih dari 80 start /stop perjam.
Terbatas 80 start /stop perjam
3.
Kecepatan
Tidak terbatas (1000m/menit)
Terbatas (maks 90 m/menit)



  • Traction Type Elevator

Lift jenis ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua ) penggolongan, yaitu.
  •           Geared Elevator

Geared elevator dengan penggerak motor AC geared biasanya dipergunakan pada lift berkecepatan rendah dan sedang.



Geared Elevator  
  1. Gearless Elevator

Sebaliknya Gearless elevator dengan penggerak motor DC (AC VVVF) dipergunakan pada lift kecepatan tinggi. Pada umumnya lift jenis traksi meletakkan motor traksi dan panel control  diatas ruang luncur (hoistway), namun demikian dalam beberapa kasus tertentu penempatan motor traksi dan panel kontrol ada yang diletakkan samping bawah atau disamping atas ruang luncur. Untuk mengatasi masalah dimana ketinggian bangunan yang terbatas.


Gearless Elevator

  • Komponen Utama Elevator
     Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui komnponen utama dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita mengetahui cara kerja elevator secara keseluruhan, disini penulis akan menggolongkan tata letak komponen-komponen elevator dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang mesin (Machine Room) dan ruang luncur (Hoistway).
















 Komponen Elevator     
  1.   Ruang mesin (Machine Room)

            Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator, yaitu:



 Ruang Mesin

  1.          Governoor

            Governoor  adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di kereta elevator.






 










Governoor

  1.         Panel

         Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.



 Panel Control Elevator

  1.         Motor penggerak

          Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor 7.5 KW dan menggunakan arus maksimal 25 Ampere. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control). Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja (rope) yang melingkar pada puli mesin (sheave),dibawah ini adalah gambar motor listrik yang digunakan pada elevator.

  1.    Ruang luncur (Hoistway)

     Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal, disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.
http://www.starselevator.co.cc/web_images/structur_elevator10.png






                                                               Ruang Luncur

  1.           Kereta (Sangkar)

     Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki rail.


 Sangkar Elevator(6)

  •  Saklar Pintu

     Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu (door contact) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu (door contact) tiap-tiap lantai secara seri. Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.


Saklar Pintu
  •                              Bobot imbang (counter weight)

            Bobot imbang atau counter weight biasanya terpasang dibelakang atau disamping kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada keretadan faktor keseimbangan.

Besaran faktor bobot imbang
Kapasitas Elevator
Faktor Keseimbangan
>> 1200 kg
40 % s/d 42,5 %
600 kg s/d 1150 kg
45 %
300 kg s/d 580 kg
50 % s/d 55 %
                 
         Sebagai contoh, elevator dengan kapasitas Q = 1200 kg dengan berat kosong 2400 kg dan faktor bobot imbang sebesar 42,5% maka perlu diimbang dengan bandul (Filter Weight) ?
Penyelesaian :
2400 + 42,5% x 1200 = 1910 kg

  •             Peralatan Pengaman (Safety Device)

  1.                  Circuit braker

Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel kontrol lift. Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).

 Circuit braker 
  1.         Governoor

Memutuskan power/aliran listrik ke kontrol panel lift jika governor mendeteksi terjadinya over speed  (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoor). Menjepit sling governoor (catching).Secara mekanik bandul governoor akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk  melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.

 










 Governoor

  1.  Final limit switch (upper/bagian atas )

Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi.

 Final Limit Switch

  1.                       Limit switch (upper/bagian atas)

            Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.



 Limit Switch

  1.                        Emergency exit (manhole)

Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini terbuka lift otomatis  akan berhenti.


Emergency exit (manhole)

  1.                               Emergency light (lampu emergency)

Lampu emergency akan menyala secara otomatis di dalam elevator jika terjadi pemadaman sumber listrik. Lampu ini dapat bertahan +15 menit.



 Emergency light (lampu emergency)  




  1.                   Safety gear/safety wedge

Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governoor mendeteksi terjadinya kecepata lebih (over speed).



 Safety gear/safety wedge

  1.                       Limit switch (Lower/bagian bawah)

Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.



Limit switch (Lower/bagian bawah)    



  1.                 Final limit switch (lower/bagian bawah)

          Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch gagal beroperasi.

 Final Limit Switch

  1.                      Lubang kunci pintu luar

Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka. jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency 

  1.             Door lock switch

Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya  dapat di buka setelah sangkar berhenti.



 Door lock switch

  1.                Interphone

Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemadaman listrik atau hal emergency.





Interphone


  1. Safety Shoe

Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali Jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.


Safety Shoe

  1.                        Weighing Device (pendeteksi beban)

Memberikan atau mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih. jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.



Weighing Device (pendeteksi beban)

  1.                 Apron

Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.



 Apron

  1.  Buffer

Jika sangkar atau counter weight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah,buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).



 Buffer


  1.                Lobby Lift (Lift Hall)

Lobby lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang terletak didepan pintu hall lift yang berfungsi untuk ruang tunggu sangkar elevator.



 Lobby Lift (Lift Hall)

  1.        Tombol Lantai (Hall button)

Tombol Lantai (Hall button) adalah tombol lantai untuk mengantar sipengguna ke lantai yang dituju.


 Tombol Lantai (Hall button)
Sakelar Parkir (Parking switch)
Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button), berfungsi mematikan dan menjalankan lift.



  •  Sakelar Kebakaran (Fireman Switch)

            Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.



 Sakelar Kebakaran (Fireman Switch)

  •  Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator)

Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-masing lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.


Gambar 2.35 Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator)

  •   Konstruksi Tali Baja

Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup kuat, tetapi cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik melalui roda. Batas patah elemen kawat baja ialah kira-kira 19.000 kgf/cm2 atau 190kgf/mm2 (high content carbon steel).
Konstruksi tali yang khas untuk lift terdiri dari 8 pintalan yang dililitkan bersama, arah kekiri ataupun kekanan dengan inti ditengah dari serat sisal manila henep, yang jenuh mengandung minyak lumas. Tiap-tiap pintalan terdiri dari 19 kawat yaitu 9.9.1, artinya 9 kawat diluar, 1 dipusat dan 9 lagi diantaranya. Biasanya 9 elemen kawat baja yang diluar dibuat dari baja "lunak" (130 kgf7mm2) agar menyesuaikan gesekan dengan roda puli dari besi tuang, tanpa menimbulkan keausan berlebihan. Konstruksi tali sering disebut atau ditulis 8x19 atau 8 x 9.9.1. FC (fibre core).
Inti serat sisal dapat juga diganti dengan serat sintetis. Adapun tujuannya hanya sebagai bantalan untuk mempertahankan bentuk bulat tali dan memberikan pelumasan pada elemen kawat. Tali baja yang dilengkapi inti serat diberi kode FC (fibre core), untuk membedakan dengan tali yang dilengkapi inti kawat baja atau kawat besi yang diberi kode IWC (independent wire core). Yang tersebut terakhir tidak memberikan pelumasan dan tidak digunakan untuk lift karena tidak luwes.
Dilihat dari segi arah pili
han, tali dibedakan atas 2 jenis yaitu :
a)       Regular lay, jika arah pilinan kawat berlawanan dengan arah lilitan dan strand
b)      Lang lay, jika arah pilinan kawat sama searah dengan lilitan dan stand.Keuntungan dari lang lay ialah kemuluran tali lebih kecil yaitu 0.1 % hanya dibanding dengan regular lay 0.5%. Tekanan pada alur puli lebih kecil sehingga lebih awet dan lebih luwes, tidak mempunyai sifat kaku menendang saat mau dipasang. Lang lay dipakai untuk instalasi lift berkecepatan tinggi diatas 300 m/menit, dan jarak lintas diatas 200 m.Lang lay juga lebih tahan terhadap fatigue, tetapi batas patah lebih kecil kira-kira 10% dibanding dengan regular lay. Umpama pada tali berdiameter 13 mm, untuk regular lay batas patah 6500 kgf, sedangkan pada lang lay sebesar kira-kira 5800 kgf.

  •   Pengertian Perawatan  (maintenance)

perawatan adalah suatu proses pemeliharaan dan perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan merupakan salah satu fungsi management  produksi yang menyangkut persoaalan sehari hari  dalam hal menjaaga dan menjamin agar mesin tetap berada dalam kondisi yang baik dan selalu siap di operasikan .untuk melengkapi perawatan perlu juga di ketahui apa sebab dan akibatnya jika terjadi kerusakan .
Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan ,namun pada umumnya disebabkan oleh:
  1.                            Pengaruh Cuaca

Pengaruh keadaan cuaca (matahari,hujan,angin) sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi pada kabel listrik, panas atau temperature yang  tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan kabel –kabel listrik tersebut.
  1.               Proses Pemakaian

Peroses pemakain yang terus menerus menimbulkan getaran-getaran, gesekan-gesekan  ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakkan pada bagian mesin tesebut.
  1.             Human Error

Kelalaian Atau kesalahan yang dilakukan oleh para pekerja dalam pengoprasian, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari mesin-mesin tersebut.
  1.  Kerusakan Kecil

Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin lainnya pengaruh dari debu ataupun kotoran yang sangat  halus,sering menyebabkan aus pada bagian-bagian didalam mesin.
a)   maintanance adalah aktivitas untuk mencegah:
·     trouble
·     line stop
·     penurunan efisiensi dan lain sebagainya.
b)   maintenance adalah aktivitas untuk mengetahui:
·     kondisi perawatan
·     kondisi detail mesin
·     peningkatan kemampuan peralatan invorment kondisi mesin diseluruh unit.
  1.  Tujuan Dasar Perawatan

a)   Aktivitas untuk memastikan jumlah produksi yang direncanakan
dengan cara melakukan repair (perbaikan) yang terencana,pengecekan dan pengisian oli.
b)   Aktivitas untuk meningkatkaan kualitas
Dengan cara meningkatkan fungsi yang di harapkan dengan cara megecek,merepair,mengimprove mesin dan peralatan.
c)   Aktivitas menurut cost
Mengimprove peralatan,modifikasi mesin,jika system yang dapat menditeksi adanya cacat sedini mungkin dan penghematan energi.
d)   Aktivitas untuk menjaga delivery
Menghindari kecelakan dan meningkatkan kemapuan merepair (secara teknis dan waktu).

  1.   Aktivitas Pada Perawatan

a)   Aktivitas perawatan untuk menjaga trouble
·     Preventive maintenance
·     Meningkatkan teknik maintenance
·     coutermeasure untuk meningkatkan kualitas
b)   Aktivitas perawatan dalam mempercepat repair
·     Meningkatkan leadership
·     Meningkatkan teknik maintenance
·     Pengadaan spare part
·     Menjaga system back up data
c)   Klasifikasi pekerjaan perawatan
·     Breakdown maintenance
·     Corrective maintenance
·     Preventive maintenance
·     Predictive maintenance
d)   Breakdown maintenance
Maitanance untuk  kejadian yang mucul ketika fungsi peralatan berhenti tanpa dapat di perkirakan sebelumnya atau terjadi keabnormalan pada equipment yang berpegaruh pada kulitas yang di hasilkan ataupun akan merusak equipment yang lain.
e)   Corrective maintenance
Maintenance untuk mengadjust atau merepair mesin setelah mesin berhenti ataupun tidak berproduksi. Dalam hal  ini bertujuan untuk menyelesaikan trouble mesin hingga keakar permasalahan.


f)    Preventive maintenance
Maintanance untuk mencegah tejadinya keabnormalan yang terjadi dengan cara melakukan pengecekan harian, pengecekan berkala atau lebih dikenal dengan pereodik chek.
e)   Predictive maintenance
Maintenance untuk mencegah problem yang terjadi dan memperhitungkan kerusaakan part atau elemen mesin lainya dengan melibatkan pencatatan beberapa mekanisme pengukuran yang memberikan indikasi kondisi mesin seperti naiknya temperature pada permukaan yang terisolasi ,vibrikasi bertambah pada rumah bushing.Operator yang tiap harinya selau bekerja dengan mesin  atau peralatan-peraaatan itu dapat merasakan kondisi mesin dengan mendengar dan meraba atau menyentuh dan menidintifikaasi perubahaan level noise dan getaran yang terjadi.

  1.  Sistem Informasi Perawatan

Syarat perawatan yang bermanfaat :
a)     Informasi yang benar & benar
b)     Hubungan sebab akibat  yang  terjadi pada peralatan dijelaskan dengan  lengkap
c)     Kepentingan & tujuan pemakain jelas

  1.                      Konsep Umum Dalam Perawatan

              Konsep umum dalam perawatan/maintenance pada dasarnya terbagi dalam 3 bagian yaitu :
a)   Membersihkan peralatan dari debu dan kotoran yang lainnya tang di anggap tidak perlu.kerena debu dan kotoran akan menjadi penyebab munculnya kerusakan pada peralatan .
b)   Memeriksa pada bagian-bagian peralatan yang cukup kritis,juga terhadap unit instalasi yang perlu dilakukan secara teratur.
c)   Memeperbaiki pada bagian-bagian unit dan instalasi tersebut mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar.
d)   Menentukan kondisi tak wajar dari  mesin sedini mungkin,dengan pemantauan panca indra operator.
e)   Mengebangkan dan menerapkan penanggulangan guna pemulihan kondisi sehat dari mesin.

  1.   Istilah-Istilah Dalam Perawatan

            Istilah-istilah pekerjaan dalam perawatan/maintenance secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat di terima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang relatif kecil .
a)   Preventive maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Jadi merupakan tingkatan yang diambil sebelum kerusakan yang terjadi.
b)   Routine maintenance adalah pekerjaan yang di lakukan secara rutin atau terus menerus seperti penggantian oli, penggantian spare part. Pada hakekatnya sama seperti preventive maintenance.
c)   Predictive maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari planed maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi.
d)   Running maintenance adalah merupakan preventive maintenance yang dilakukan pada saaat mesin dan alat –alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi).
e)   Corrective maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi.
f)    Repair work adalah suatu maintenance yang perlu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi.
g)   Break down maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mesin ,tetapi masih masuk ke dalam planning.
h)   Emergency maintenance adalah pekerjaan maintenance  yang dilakukan yang  terjadi kurasakan yang tidak drencanakan.
i)      Overhaul adalah pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap fasilitas atau sebagian sehingga mencapaai standar yang di terima.
j)       Down time adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai atau diproduksi.
k)   Availability adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroprasi.
l)      Maintenance management organisasi maintenance dalam suatu kebijakan yang telah disetujui bersama.
m) Maintenance schedule         adalah suatu daftar yang menyeluruh yang  berisi kagiatan maintenance dalam kejadian-kejadian yang  menyertainya.
n)   Planed maintenance adalah perorganisasian pekerjaan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan.